News Title
Keseimbangan dalam Pelayanan Kasih
2 Korintus 8 : 1-15
2024-11-08
Bagaimana kita dapat menumbuhkan semangat kepada orang lain
untuk melakukan pelayanan kasih? Rasul Paulus melakukannya tidak
dengan memberi “perintah” kepada para anggota jemaat di Korintus,
tetapi dengan menunjukkan usaha orang-orang lain yang telah membantu
(8:8) serta menunjukkan teladan Tuhan Yesus Kristus, “sekalipun Ia
kaya, oleh karena kamu Ia menjadi miskin, supaya kamu menjadi kaya
oleh karena kemiskinan-Nya” (8:9).
Pada masa itu, terjadi bahaya kelaparan pada zaman Klaudius.
Sebagian besar jemaat non-Yahudi di Antiokhia mengumpulkan bantuan
dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang tinggal di Yudea
melalui Barnabas dan Paulus (Kisah Para Rasul 11:27-30). Sesudah
mengakui kerasulan Paulus bagi orang-orang yang tidak bersunat (non Yahudi), pilar jemaat di Yerusalem meminta agar Rasul Paulus tetap
mengingat orang-orang miskin, dan memang itulah yang sungguh-sungguh hendak Rasul Paulus lakukan (Galatia 2:9-10). Pada waktu
Rasul Paulus menulis Surat 1 Korintus, ia telah mengumpulkan bantuan
dari jemaat-jemaat di Galatia. Jemaat Korintus yang mendengar tentang
adanya pengumpulan bantuan ini memohon untuk berpartisipasi dalam
pelayanan kasih ini. Saat menulis bagian surat yang menjadi bacaan
Alkitab hari ini, Rasul Paulus telah menghubungi para anggota jemaat di
Makedonia dan mereka “meminta dan mendesak” agar “mereka juga
beroleh anugerah untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada
orang-orang kudus” dan mereka sangat bermurah hati dalam
melakukannya (1 Korintus 16:1-4; 2 Korintus 8:1-5).
Rasul Paulus menunjukkan usaha para anggota jemaat di
Makedonia yang walaupun sangat miskin dan sedang mengalami
kesusahan, “mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan
melampaui kemampuan mereka” (2 Korintus 8:3). Demikian pula, kata
Rasul Paulus, para anggota jemaat Korintus yang “kaya dalam segala
sesuatu”—dalam iman, dalam perkataan, dalam kesungguhan untuk
membantu, dan dalam kasih—hendaknya juga kaya dalam pelayanan
kasih (8:7). Dalam hal pelayanan kasih, Rasul Paulus mengemukakan
prinsip “keseimbangan”, yaitu “hendaklah sekarang ini kelebihan kamu
mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian
mencukupkan kekurangan kamu” (8:14). Realitas keseimbangan juga
ada di dalam pengajaran Tuhan Yesus, “Berbahagialah orang yang
murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan” (Matius
5:7). Apakah Anda tergerak untuk membantu orang-orang miskin di
sekitar Anda? Ingatlah bahwa ada realitas keseimbangan yang datang
dari Allah.