Tulah sampar itu membuka mata Daud untuk menyadari apa yang sebetulnya menjadi kecenderungan hatinya dan bangsanya, yaitu ambisi dan kebanggaan yang berpusat pada apa yang mereka miliki.
Suatu hari, sebuah mobil melintas dengan stiker di bagian belakang yang bertuliskan, “Bagaimana aku bisa takut terhadap kemiskinan, sedangkan aku adalah hamba dari Yang Maha Kaya.”
Mazmur 127:1 berkata, “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah jerih payah orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Dalam Mazmur ini, Allah digambarkan sebagai Allah yang besar dan dahsyat melalui tiga hal: Pertama, Allah itu besar karena tidak ada yang dapat melawan Dia (68:2-3).