top of page
Bible

Dasar & Konsep

Alkitab

Dasar Alkitab & Konsep alkitab

Dalam perjanjian lama, di Kitab Keluaran 18:21,22 Yitro menasihati Musa untuk memilih orang-orang yang cakap dan dapat dipercaya menjadi pemimpin-pemimpin kelompok. Ini dilakukan untuk memelihara kehidupan orang Israel agar masalah-masalah yang terjadi di tengah mereka  dapat tertangani dengan baik.

 

Pemimpin dan Pemerhati kelompok kecil merupakan rekan kerja Gembala untuk memperhatikan kehidupan jemaat dan ini merupakan pelayanan yang mulia, suatu anugerah dan kesempatan yang perlu untuk diresponi. Tuhan mau memakai orang-orang yang merasa dirinya tidak mampu namun rela dipakai olehNya, sehingga sepenuhnya mengandalkan kekuatan Tuhan, bukan kekuatan diri sendiri.

 

Dalam perjanjian baru, Tuhan Yesus memanggil murid-muridNya. Tuhan mempercayakan gereja kepada para rasul, dan para rasul kepada penilik jemaat dan para diaken. Kawanan domba Allah dipercayakan untuk dipelihara dan diurus bukan hanya kepada 1 orang.

 

Dalam Efesus 4: 11 Jemaat diperlengkapi untuk saling melayani. Peran Hamba Tuhan adalah untuk memperlengkapi. Gereja bertumbuh karena anggota jemaat saling mengasihi (Yohanes 13:35), saling memperhatikan dan menasihati (Ibrani 3:13, 10:24,25), saling mengajar dan menegur (Kolose 3:15), saling melayani, saling membangun (Roma 15:1,2), saling melengkapi (1 Korintus 12:21-24), saling menerima (Roma 15:7), saling mengaku dosa dan saling mendoakan (Yakobus 5:16), saling mengampuni (Kolose 3:13), saling menolong menanggung beban (Galatia 6:2).  Dimanakah "saling" itu dapat terjadi ? Dalam himpunan orang banyak yang besar jumlahnya, hal tersebut sulit dilakukan. Tetapi dalam jumlah yang terbatas, maka hal tersebut lebih mudah dilakukan.

 

Pengertian gereja dalam perjanjian baru mempunyai 2 pengertian yaitu di Bait Allah (Kisah Rasul 2:46 - formal) dan di rumah-rumah (Kisah Rasul 5:42;Roma 16:5; 1Korintus 16:19; Kolose 4:15 - non formal). Ibadah orang percaya sejak awal mula gereja banyak dilakukan di rumah-rumah, dimulai dari kelompok-kelompok kecil. Inilah pola gereja selama berabad-abad sejak hari Pentakosta. Baru mulai abad ke 4 setelah kekristenan secara resmi diakui dan diterima dalam kekaisaran Romawi, maka ibadah formal yang dihadiri orang dalam jumlah besar mulai terbentuk menjadi pola yang umum. Namun demikian, dalam kebaktian hari minggu yang dihadiri oleh banyak orang, kita merasakan kurang untuk bisa saling mengenal, saling berbagi, saling memperhatikan. Karena itulah kita merasakan perlu adanya persekutuan kelompok-kelompok yang bersifat terbatas/kelompok kecil.

bottom of page