top of page

“Memikirkan Maksud Allah dan Merespons dengan Bijaksana”
Efesus 5:15-17

Pdt. Karyanto
Sampai hari ini virus Corona sudah menyebar tidak kurang dari 213 negara dan teritori. Semua bidang kehidupan, semua profesi: dokter dan para medis, arsitek, petani, ibu rumah tangga merasakan dampaknya. Banyak di antara kita telah menjadi Kristen cukup lama. Ada yang 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun bahkan lebih, umumnya kita lewati dalam keadaan “tenang”, tidak banyak “guncangan”, dan kali ini kita “tersentak”. Seketika muncul banyak pertanyaan tentang Allah yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Apakah Allah Mahakuasa? Mahakasih? Dari mana virus Korona ini? Allah atau iblis? Kiranya di masa yang penuh tantangan ini dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk mengekspresikan panggilan kita sebagai umat percaya: Mengasihi Allah dan sesama kita.
Hari ini kita ingin belajar dari Efesus 5:15-17. Surat Efesus banyak berisi nasihat praktis bagaimana seharusnya kita yang telah mengalami hidup baru di dalam Kristus menjalani kehidupan kita sehari-hari. Jika Allah masih memberikan kehidupan kepada Saudara dan saya, biarlah kita mengerti apakah maksud Allah dan bagaimana kita meresponsnya dengan bijaksana.
Ayat 15: “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup (berjalan), janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,” Kata “hidup” sebenarnya terjemahan hurufiahnya dari bahasa Yunani: “berjalan.” Falsafah hidup orang Ibrani menggambarkan kehidupan manusia seperti sebuah perjalanan. Suatu saat dia akan tiba di akhir kehidupan (Bdk. Kej. 5:22 Enoch walked (berjalan) with God; Mzm. 119:105).
Ayat 16: “dan pergunakanlah (tebuslah) waktu (Kairos; kesempatan) yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” Kata “pergunakanlah” terjemahan hurufiahnya adalah “tebuslah.” Dalam bahasa Yunani ada dua kata yang dapat diterjemahkan sebagai “waktu”. Yang pertama Chronos. Dari kata ini lahir istilah kronologi. Yang kedua adalah Kairos. Kata ini mempunyai arti “kesempatan”. Di ayat ini Paulus menggunakan kata Kairos.
Ayat 17: “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”
Apa kata Kitab Suci tentang hidup manusia? (Mzm. 102:11; 103:15; Pkh. 3; Yes. 40:6-8; Yak. 4:14; 2 Kor. 5:1; Ibr. 9:27). Sementara dan singkat: Alm. Billy Graham (berumur 99 tahun 3 bulan) semasa hidupnya pernah ditanya: “Apa yang paling mengejutkan tentang hidup manusia?” Oleh almarhum dijawab: “Yang paling mengejutkan tentang hidup manusia adalah betapa singkatnya hidup ini!” Hidup hanya satu kali, Tidak bisa diulang. Alkitab menolak ajaran tentang reinkarnasi (Ibr. 9:27). Meskipun singkat dan sementara tapi punya konsekuensi dengan kekekalan. Bagaimana kita hidup di dunia yang sementara ini berakibat pada bagaimana kita kelak dalam kekekalan.
Bagaimanakah karakteristik orang yang hidupnya berhati-hati, yang hidup bijaksana? Pertama, Dia menebus Kairos/waktu/kesempatan: Modal yang paling hakiki, modal dasar yang Tuhan berikan kepada semua orang yang Tuhan izinkan lahir dan hidup di dunia ini adalah: Waktu/kesempatan. Ada istilah “menghembuskan nafas terakhir.” Selagi seseorang diberikan nafas hidup oleh Sang Pemberi hidup, itulah kesempatan yang dimilikinya. Paulus berkata: Tebuslah kesempatan. Pengertian yang terkandung dalam kata ini adalah: Kita membeli waktu/kesempatan. Kita berdagang dengan kesempatan. “Membayar” untuk mendapatkan kesempatan. Kedua, Dia mengerti kehendak Tuhan: Beberapa ayat ini secara implisit menunjukkan kepada kita betapa pentingnya mengetahui dan melakukan kehendak Tuhan dalam hidup kita (Mat. 7:21; Yoh. 4:34; Mat. 26:36 46; Kol. 1:9). Bagi anak-anak Tuhan yang terus bertumbuh dalam kebenaran firman Tuhan, ia pasti tahu apa kehendak Tuhan dalam banyak hal yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari.
Hal-hal menyangkut moral yang sudah jelas: “boleh” atau “tidak boleh”, kita tidak perlu lagi cari tahu apa kehendak Tuhan dalam hal itu. Yang dituntut adalah kepatuhan untuk melakukannya. Hal-hal rutin berkaitan dengan makan apa, pakai apa, kewajiban dan tanggung jawab sehari-hari, dapat kita putuskan berdasarkan prinsip firman Tuhan: Dengan menggunakan akal budi yang telah diperbaharui, tanggung jawab sebagai umat Tuhan di hadapan Tuhan dan manusia, etika Kristen: kepatutan, sopan-santun, dan mewujudkan buah Roh (pengendalian diri dll).
Hal-hal tertentu yang Alkitab tidak katakan secara jelas, kita dapat menggunakan beberapa pertanyaan ini: PRINSIP 6 – 8 – 10 (1 Kor. pasal 6, 8, 10). Dari semua yang halal: Apakah berguna (6:12; 10:23)? Apakah saya tidak diperhamba (6:12)? Apakah memuliakan Allah (6:20; 10:31)? Apakah menjadi batu sandungan (8:9; 10:32)? Apakah membangun (10:23-24)? Apakah untuk kepentingan orang banyak atau kepentingan diri sendiri (10:24, 33)? Apakah membawa orang lain kepada Kristus (10:33)?
Bagaimana dengan kehendak Tuhan untuk masa depan kita? Kita akan jadi apa? Menikah dengan siapa? Hal-hal itu Tuhan akan pimpin dan nyatakan kehendak-Nya bagi kita, ketika dalam hidup dari hari ke hari kita hidup dalam kehendak-Nya. Orang yang bijaksana adalah orang yang menggunakan setiap kesempatan untuk melakukan dan hidup dalam kehendak Tuhan, melakukan segala sesuatu untuk kekekalan. Orang yang bebal adalah orang yang menghabiskan kesempatan untuk melawan Tuhan dan mengejar kepuasan sementara di dunia ini “Ada dua macam orang: yaitu orang-orang yang berkata kepada Allah ‘Jadilah kehendak-Mu’, dan orang-orang yang kepada mereka Allah berkata, ‘Baiklah kalau begitu, pilihlah sesuai dengan keinginanmu’.” C.S. Lewis

“Memikirkan Maksud Allah dan Merespons dengan Bijaksana”
Efesus 5:15-17
bottom of page