“Mempersiapkan Generasi Masa Kini”
2 Timotius 3:1-7
Pdt. Erwin Sutanto
Kita berada di jaman yang canggih, di mana kita semua melek teknologi. Kita hidup di jaman atau generasi yang suka exist di dalam dunia maya dan media sosial. Alkitab mencatat bahwa spirit jaman seperti ini sudah ada sejak dulu, fenomena ini tidak hanya muncul pada masa kini saja. tentu saja packagingnya berbeda, tetapi spiritnya atau kontennya adalah sama. Kita melihat 2 Timotius 3:1-7 bagaimana di sana rasul Paulus menggambarkan atau menjelaskan keadaan manusia di akhir zaman, bahwa manusia akan menjadi pecinta diri, materi dan nafsu duniawi. Mengapa ini semua bisa terjadi? Karena manusia bukan pecinta Allah, manusia tidak mencintai Allah, meski tampak beribadah. Ini kira-kira konteks manusia hidup pada saat itu, dan sekarang pun terjadi, betapa manusia mengutamakan dirinya sendiri dan menggeser Allah.
Apa yang harus dilakukan di tengah-tengah jaman yang kacau ini, di mana orang tidak mencintai Allah dan hanya mencintai diri, mencintai materi, dan mencintai nafsu duniawi ini? Bagaimana Paulus menasihati Timotius sebagai orang muda di tengah-tengah dunia yang buruk ini? Kita melihat bagaimana Paulus menasihati kepada Timotius di ayat 14, “Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.” Berpegang pada kebenaran, tinggal di dalam firman, melekat di dalam firman Tuhan.
Bagaimanapun kita “memproteksi” anak-anak kita dengan segala cara, tidak bisa menjamin anak-anak kita tidak terbawa arus dunia yang jahat ini. Hanya ada satu cara, supaya kita hidup benar di tengah-tengah jaman yang jahat ini, yaitu dengan berpegang pada firman Tuhan yang telah diberikan kepada kita. Bagaimanakah kita mempersiapkan sebuah generasi yang unggul bagi Tuhan di tengah-tengah jaman yang ini? Prinsip Mempersiapkan generasi masa kini, bercermin dari 2 Timotius 3:1-7.
Pertama adalah legacy. Kita seharunya perlu meninggalkan “warisan” rohani. Sesuatu yang di bangun, atau sesuatu yang dikerjakan dan pada akhirnya dia akan tinggalkan kepada generasi kita. Itu namanya legacy! Legacy apa yang diterima oleh generasi penerus kita? Dalam ayat 15 Paulus mengatakan dari masa bayi sudah diajarkan untuk mengenal kebenaran. Inilah legacy itu, yaitu membangun sebuah generasi dari sejak dini (muda) mengenal kebenaran, dan pada akhirnya dia akan hidup dalam kelimpahan kebenaran Allah. Warisan rohani ini akan menuntun kepada keselamatan, mengubah dan mengoreksi mainset yang berujung kepada transformasi kehidupan, dan menuntun kita kepada hidup yang saleh (mencintai Allah). Legacy bukan berarti menurunkan agama dan kepercayaan kita (itu bukan legacy), tetapi kita berperang aktif dan bekerja keras untuk membangun satu fondasi, satu tahap menginvestasikan banyak hal (terkait dengan hal rohani) di dalam diri anak-anak kita. Legacy, meninggalkan nilai-nilai kekristenan (yang alkitabiah) kepada anak-anak kita untuk membawa anak-anak kita mengenal dan mencintai Allah, serta menjadikan anak-anak kita memiliki kerinduan untuk datang kepada Allah secara langsung.
Kedua adalah modeling. Ayat 10 Paulus mengatakan, “Tetapi engkau (Timotius) engkau telah mengikuti ajaranku.” Perhatikan kata “mengikuti” ini adalah modeling. Kita melihat bahwa Paulus adalah meninggalkan teladan hidup kristiani kepada Timotius bagaimana dirinya berproses dengan Tuhan. Yang diteladankan (atau dimodelingkan) itu bukan diri Paulus, tetapi bagaimana Allah yang bekerja di dalam diri Paulus, itulah yang diteladankan kepada Timotius itu. Modeling (keteladanan) bukan tentang kesempurnaan, tetapi soal otenticity. Apa itu otenticity? Itu soal keaslian hidup, diri yang jujur, diri yang apa adanya, hidup yang terbuka di hadapan Tuhan dan sesama. Tuhan ingin kita mempersiapkan generasi di jaman ini dengan sebuah keteladanan (modeling).
Penutup, dua kata untuk mempersiapkan generasi yang unggul di jaman saat ini adalah Legacy and Modeling. Mari kita mempersiapkan dan membangun generasi yang Tuhan percayakan, sehingga anak-anak kita seperti anak panah yang siap untuk diluncurkan, yang siap untuk dipakai oleh Tuhan di tengahtengah jaman ini. Amin